Sumber: Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP) Bengkulu
1. Penyiapan lahan
- Pengolahan tanah secara minimum yaitu dengan sekali pembajakan atau pencangkulan untuk menggemburkan tanah dan menimbun gulma.
2. Varietas
- Varietas Bromo.
- Kebutuhan benih 40 kg/ha.
3. Penanaman
- Secara tugal dengan jarak tanam 40 x 20 cm (2-3 benih per lubang tanam). Pemupukan dan penambahan ame-lioran
- Urea 50 kg, SP36 75 kg, KCl 25 kg, pupuk kandang 250 kg dan Dolomit 2590 kg/ha.
- Semua pupuk dan amelioran diaplikasikan pada saat tanam secara beralur (5-10 cm dari lubang tanam).
4. Pengendalian hama dan penyakit
- Hama lalat bibit (Agromyza sp.) dilakukan pencegahan dengan mengaplikasikan insektisida Karbofuran seperti Furadan 3G atau Curater 3G sebanyak 9 kg/ha.
- Hama perusak daun (Lamprosema indicate, Plusia chalcites, Phaedonia inclusia) dan perusak polong (Etiella zinkenella) dikendalikan dengan insektisida cair seperti Cymbush 50 EC atau Matador 25 EC.
- Penyakit yang perlu diwaspadai adalah penyakit layu bakteri dan dikendalikan secara preventif dengan penggunaan benih yang tidak terinfeksi.
5. Pengendalian gulma
- Gulma dikendalikan dua kali secara manual, yaitu pada umur 21 dan 35 hari setelah tanam (HST) melalui kegiatan penyiangan dan pembumbunan.
6. Panen
- Bila 95% polong telah berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, batang dan daun telah kering, serta kadar air biji pada kisaran 15-18%.
7. Pasca panen
- Brangkasan yang telah dipanen segera dijemur yang selanjutnya dilakukan proses pembijian. Biji dijemur dan dibersihkan hingga kadar airnya kurang dari 14%.