Sumber: Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP) Jambi
1. Kebutuhan benih
- 300-500 g/ha.
2. Cara membuat benih sendiri
- Pilih tomat yang sudah tua (berwarna merah), peram 3 hari dan tomat akan menjadi lunak, kemudian keluarkan bijinya.
- Biji yang sudah berlendir selanjutnya difermentasikan selama 3 hari sehingga air dan lendir terpisah, kemudian cuci bersih.
- Biji yang telah dijemur sekitar 3 hari setelah kering disimpan atau siap ditanam.
3. Persiapan bibit dan pembibitan:
- Benih direndam dalam air hangat (50%) minimal 6 jam.
- Benih ditanam disemaikan di tempat pembibitan atau langsung ditanam dalam pot pisang dengan ukuran 5 cm dan diameter 4 cm yang telah diisi media campuran tanah dan pupuk kandang. Di atasnya ditaburkan Curater untuk mencegah hama tanah.
- Bibit siap dipindah ke lapangan sekitar 25 hari (telah berdaun 3-4 helai).
4. Penyiapan lahan
- Tanah diolah sempurna, buat bedengan lebar 100-120 m, tinggi minimal 20 cm. Jarak antarbedengan 50 cm.
5. Penanaman
- Jarak tanam 50-60 x 40-50 cm. Untuk bibit dalam media pot pisang langsung ditanam tanpa dilepas daun pisangnya. Cara ini lebih cocok pada musim kemarau karena tanaman tidak mengalami stres.
6. Pemupukan
- Takaran per hektar: 200 kg urea + 200 kg SP36 + 100 kg KCl
- Waktu pemberian: urea dan KCl sebelum atau saat tanam dengan takaran setengahnya. Pupuk susulan (urea dan KCl) umur 25-30 hari setelah tanam. Pupuk SP36 sekaligus saat tanam.
7. Pemeliharaan
- Tanaman tomat mudah rebah sehingga perlu dipasang lanjaran dengan tinggi tanaman sejauh 5 dan 15 cm pada pemupukan susulan.
- Penyiangan dilakukan umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam.
- Penyiraman dilakukan saat curah hujan sangat kurang.
- Untuk mengendalikan ulat buah tomat digunakan insektisida Ambush, Metador, dll.
- Sedangkan untuk penyakit layu jamur digunakan Dithane, Antracol dll dan untuk layu bakteri digunakan Agrept.